Jakarta, 11 July 2024 — On World Population Day (WPD) this year, we are focusing on the power of inclusive data to build a resilient and equitable future for all. WPD 2024 is a call to action to ensure our data systems capture the full range of human diversity so that everyone is seen, can exercise their rights, and reach their full potential.
“Data is more than just numbers; it's the story of people's lives, and it helps us identify gaps in services and develop targeted interventions for vulnerable communities,” says UNFPA Indonesia Representative Hassan Mohtashami today at the WPD 2024 press briefing in Jakarta (11/09). “Analysis suggests that every dollar invested in strengthening data systems generates $32 in economic benefits,” he adds.
The National Population and Family Planning Board (BKKBN) Deputy of Population Management Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, representing Head of BKKBN, explains that inclusive population data is important to support safe pregnancy to curb maternal and infant mortality ratios. “The maternal and infant mortality ratios have declined, but the causes vary,” says Ihctiarto.
Ichtiarto also affirms that inclusive data plays a critical role in ensuring choices in family planning. “Integration of inclusive data can support pregnancy by choice, not by chance. The contraceptive or family planning programme that BKKBN implements is one of the ways to support pregnancy by choice,” he says.
Data is also critical for ensuring the achievement of the Sustainable Development goals (SDGs) 2030, according to Acting Head of BPS-Statistics Indonesia Amalia Adininggar Widyasanti S.T., M.Si., M.Eng., Ph.D. “When we measure SDGs achievements, the data must be disaggregated to ensure policies match the targets. For example, the poverty rate in every region is different, so we need different interventions,” she elaborates. “We at BPS are ready to collaborate to continue to support the important role of data,” she affirms.
It's time to commit to doing more to realize the rights and choices of those pushed to the margins of our societies. When data systems work for those on the margins, they work for everyone. Everyone counts, and to leave no one behind, we must count everyone.
“We have important publications such as the Indonesian National Women’s Life Experience Survey and Population Projection, and many others. In using data, we believe that Indonesia is on the right track,” Mohtashami concludes.
For more information, please contact:
Rahmi Dian Agustino (UNFPA Indonesia): agustino@unfpa.org
---
Hari Kependudukan Dunia 2024: Data dibutuhkan untuk pembangunan inklusif yang tidak meninggalkan seorang pun di belakang
(Kiri ke kanan) Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Pj Kepala BPS Indonesia, dan Kepala Perwakilan UNFPA Indonesia pada konferensi pers Hari Kependudukan Dunia 2024
(Foto: UNFPA/Lucky Putra)
Jakarta, 11 Juli 2024 – Peringatan Hari Kependudukan Dunia (HKD) tahun ini adalah momen untuk fokus pada kekuatan data yang inklusif untuk membangun masa depan yang tangguh dan adil bagi semua. HKD 2024 adalah panggilan untuk memastikan bahwa sistem-sistem data kita menggambarkan keragaman manusia secara menyeluruh sehingga setiap orang diperhitungkan, bisa menikmati hak-haknya, dan mencapai potensi penuhnya.
“Data itu lebih dari sekadar angka, tapi juga tentang kehidupan. Data membantu kita mengidentifikasi kekurangan dalam layanan dan mengembangkan intervensi yang ditargetkan untuk komunitas rentan,” ungkap UNFPA Indonesia Representative Hassan Mohtashami pada press briefing HKD 2024 hari ini di Jakarta (11/07). “Analisis menunjukkan bahwa setiap dolar yang diinvestasikan untuk memperkuat sistem data menghasilkan manfaat ekonomi sebesar $32,” tambahnya.
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, S.Si, M.Eng, mewakili Kepala BKKBN, menjelaskan pentingnya data kependudukan yang inklusif untuk mendukung kehamilan ibu yang aman demi menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) saat ibu melahirkan. “Memang, saat ini AKI dan AKB di Indonesia sudah turun, tetapi penyebabnya berbeda-beda,” ucap Boni.
Boni menegaskan bahwa data inklusif juga berperan penting dalam memastikan pilihan dalam keluarga berencana (KB). “Integrasi data yang inklusif dapat mendukung kehamilan berdasarkan pilihan, bukan kebetulan. Selain itu, program kontrasepsi atau KB yang dimiliki BKKBN dapat menjadi salah satu cara untuk mendukung kehamilan berdasarkan pilihan,” imbuhnya.
Data juga penting untuk memastikan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030, menurut Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti S.T., M.Si., M.Eng., Ph.D. “Pada saat kami mengukur capaian SDGS, data haruslah terpilah untuk memastikan kebijakan dapat sesuai dengan targetnya. Sebagai contoh, kemiskinan di setiap daerah berbeda, oleh intervensi yang berbeda juga,” jelasnya. “Kami dari BPS siap berkolaborasi untuk terus mendukung pentingnya peran data,” tegasnya.
Ini adalah saatnya untuk berkomitmen untuk melakukan lebih banyak lagi untuk mewujudkan hak-hak dan pilihan-pilihan bagi kelompok rentan. Ketika sistem data bekerja untuk yang paling rentan, data bekerja untuk setiap orang. Karena setiap orang penting, dan untuk tidak meninggalkan seorang pun di belakang, kita harus menghitung semua orang.
“Kita sudah mempunyai publikasi penting seperti Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional SPHPN, Proyeksi Penduduk, dan masih banyak lainnya. Dalam penggunaan data, kami meyakini Indonesia sudah berada di jalan yang tepat,” tandas Hassan.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Rahmi Dian Agustino (UNFPA Indonesia): agustino@unfpa.org