You are here

Setiap tahunnya, tepatnya pada hari ini, kita merenung sejenak untuk merayakan kontribusi tak ternilai dari para bidan di seluruh dunia. Komitmen mereka yang tak tergoyahkan untuk menjaga kehidupan dan meningkatkan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir sangatlah heroik.

 

Selain tak tergantikan dalam penyediaan layanan kesehatan rutin, peran bidan juga semakin penting dalam keadaan darurat.

 

Di saat bencana alam semakin sering terjadi di Asia dan Pasifik, bidan berperan sebagai penyelamat, memastikan persalinan yang aman dan kesejahteraan ibu bagi jutaan perempuan. Dalam menghadapi kesulitan, mereka memastikan layanan kesehatan lebih mudah diakses dan dapat dengan cepat menjangkau perempuan yang membutuhkan. Di wilayah-wilayah dengan sumber daya terbatas, bidan sebagai pekerja kesehatan di garda terdepan seringkali menjadi satu-satunya sumber bantuan bagi perempuan untuk melahirkan dengan aman.

 

Simak kisah Siti, seorang bidan yang bertugas di daerah terpencil di Jawa Barat, Indonesia. Di daerahnya, Garut Selatan, yang dikelilingi pegunungan dan sering rawan longsor dan gempa bumi, ibu hamil harus menempuh perjalanan selama tiga jam untuk sampai ke puskesmas, dan membayar biaya transportasi yang melebihi pendapatan bulanan keluarganya. Siti dan bidan-bidan lainnya memimpin upaya-upaya seperti program pendampingan ibu hamil di desa, termasuk memfasilitasi pendaftaran asuransi kesehatan nasional untuk memastikan layanan kesehatan ibu yang menyelamatkan nyawa ketika dibutuhkan. Dengan ketangguhan dan kecerdasannya, Siti mewujudkan semangat kebidanan yang terus melayani dalam situasi yang paling menantang sekalipun.

 

Baik saat mengarungi air maupun reruntuhan gempa, bidan menyelamatkan nyawa. Senantiasa mendampingi seorang ibu sebelum, selama, dan setelah melahirkan, bidan memberikan dukungan penting dan menyediakan perawatan yang menyelamatkan nyawa selama persalinan yang rumit. Mereka dapat membantu mencegah fistula dengan segara mengidentifikasi dan menangani persalinan yang lama ataupun terhambat, dan mendorong akses perawatan obstetri darurat yang tepat waktu saat diperlukan. Bidan juga memberikan layanan dan informasi penting mengenai kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga berencana, dan seringkali menjadi satu-satunya penyedia layanan kesehatan bagi perempuan dan anak perempuan di komunitas yang sulit dijangkau. Faktanya, di lingkungan mana pun, bidan yang terampil dapat menyediakan 90 persen dari seluruh layanan penting kesehatan seksual, reproduksi, ibu, dan bayi baru lahir.

 


Bidan berada di garda terdepan dalam layanan bagi ibu hamil, memastikan kelahiran yang aman bagi keluarga di komunitas di daerah-daerah yang sulit dijangkau, termasuk dalam situasi krisis iklim maupun bencana
© Lucky Putra/UNFPA Indonesia

Mengakui peran bidan dalam menyelamatkan nyawa bukan hanya sekadar keharusan moral; penelitian menunjukkan bahwa memfasilitasi akses universal terhadap bidan merupakan investasi strategis yang mewakili solusi paling efektif dan hemat biaya untuk mengakhiri kematian ibu dan bayi baru lahir yang dapat dicegah. 

 

Namun, dunia kekurangan hampir 1 juta bidan, termasuk kekurangan 200.000 bidan di kawasan Asia dan Pasifik – sebuah cerminan dari kurang layaknya penilaian secara sistemik terhadap peran penting mereka dalam layanan kesehatan. 

 

Dengan fakta bahwa 66.000 perempuan meninggal saat hamil atau melahirkan setiap tahunnya di Asia dan Pasifik, kebutuhan akan bidan yang lebih terlatih dan berkualitas sangatlah penting. Dengan menutup defisit jumlah bidan, dunia dapat mencegah dua pertiga kematian ibu dan bayi baru lahir, sehingga menyelamatkan jutaan nyawa, terutama dalam menghadapi bencana iklim. 

 

Buktinya jelas. Berinvestasi di bidang kebidanan bukan hanya soal layanan kesehatan; ini adalah landasan adaptasi dan ketahanan iklim dan bencana. Dengan memperkuat sistem pendidikan, pelatihan, dan dukungan kebidanan, pemerintah dan pemangku kepentingan dapat meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi keadaan darurat, bidan dapat memastikan kesinambungan layanan bahkan dalam situasi yang paling menantang sekalipun, menyelamatkan nyawa, dan memitigasi dampak bencana terhadap kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

 

Bidan juga berperan dalam advokasi keadilan iklim, dengan menyoroti dampak yang tidak proporsional dari degradasi lingkungan terhadap perempuan dan anak perempuan dan anak perempuan. Dengan memperkuat suara bidan, kita dapat memajukan pendekatan responsif gender terhadap adaptasi dan ketahanan iklim, memastikan bahwa kebutuhan dan hak-hak perempuan merupakan hal utama dalam upaya kita membangun masa depan yang berkelanjutan. 

 

Di saat kita menghadapi kenyataan perubahan iklim, mari kita menghargai peran penting bidan dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di Asia dan Pasifik, dan sekitarnya. Pada Hari Bidan Internasional ini, kami mendesak peningkatan pengakuan atas kontribusi mereka terhadap masyarakat dan investasi yang lebih besar dalam pendidikan, penempatan, dan pemberdayaan mereka seiring dengan perayaaan pencapaian mereka. Karena di tangan bidan terdapat kekuatan untuk membangun masa depan yang lebih tangguh, adil, dan berkelanjutan bagi semua orang.

 


 

***

Opini editorial oleh Direktur Regional UNFPA untuk Asia dan Pasifik, Pio Smith, dalam rangka memperingati Hari Bidan Internasional, 5 Mei 2024