Sebuah survei komprehensif dilakukan untuk mengevaluasi pemahaman, keyakinan, dan tindakan masyarakat yang berada di sepanjang Pantai Selatan Jawa terhadap bencana gempa bumi dan tsunami. Wilayah ini sangat rentan terhadap bencana alam tersebut, yang ditunjukkan dengan Indeks Risiko Tsunami (IRT) >100, yang ditentukan oleh InaRisk (data risiko bencana Indonesia). Selain itu, Pantai Selatan Jawa memiliki banyak aset penting yang memerlukan upaya mitigasi bencana yang efektif untuk menjaganya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dengan dukungan United Nations Population Fund (UNFPA), melaksanakan survei pengetahuan, sikap, dan praktik (KAP) pada November 2022 untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat Pesisir Selatan dalam menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami.
Hasil survei menunjukkan bahwa masyarakat Pesisir Selatan di Pulau Jawa mengetahui pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana, khususnya gempa bumi dan tsunami. Pengetahuan mereka mengenai mitigasi bencana secara umum baik, termasuk pemahaman mengenai makna dan praktik pengurangan risiko bencana. Namun sebagian besar responden menyatakan tidak pernah mengikuti pelatihan/seminar/simulasi terkait kesiapsiagaan bencana.
Berdasarkan temuan survei, BNPB dan BPBD merekomendasikan beberapa tindakan. Perlu adanya keterlibatan aktif dari Pemerintah Pusat/Daerah, media, dan pemangku kepentingan lainnya melalui kolaborasi untuk menyelenggarakan kegiatan yang meningkatkan kapasitas dan pemahaman kesiapsiagaan bencana yang efektif dan efisien di masyarakat. Pendidikan dan simulasi yang berkesinambungan harus dilakukan di seluruh lapisan masyarakat untuk memastikan adanya pemahaman terhadap langkah-langkah kesiapsiagaan, terutama di lokasi dengan kerentanan gempa dan tsunami yang tinggi. Diskusi dan pengembangan rencana kesiapsiagaan serta pelaksanaannya harus dikomunikasikan secara efektif antara masyarakat dan BPBD untuk memberikan pendidikan mandiri.