You are here

Untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya Tujuan 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, diperlukan data mengenai kesuburan pada remaja usia 10-14 dan 15-19 tahun. Sebagai indikator SDG dari target 3.7: Kesehatan Seksual dan Reproduksi, tingkat kesuburan remaja memberikan informasi penting mengenai kesehatan seksual dan reproduksi serta hak-hak remaja, yang dapat dikaitkan dengan isu-isu penting seperti kehamilan remaja dan perkawinan anak serta kebutuhan mendesak akan akses yang adil terhadap kesehatan seksual dan reproduksi, layanan berkualitas dan pendidikan seksualitas komprehensif.

Informasi mengenai kesuburan remaja diperlukan untuk merumuskan kebijakan kesehatan reproduksi remaja dan pembentukan keluarga. Angka kesuburan remaja usia 15-19 tahun tersedia secara berkala, namun informasi mengenai angka kesuburan remaja usia 10-14 tahun belum tersedia secara luas. Dalam upaya mengisi kesenjangan informasi mengenai angka kesuburan remaja usia 10-14 tahun, BPS telah melakukan perhitungan dengan menggunakan beberapa metode dan sumber data.

Angka kesuburan remaja usia 10-14 tahun dapat dihitung dengan menggunakan empat metode yaitu metode langsung (direct), metode Diagram Lexis, metode Own Children, dan metode Schmertmann's Quadratic Spline. Metode-metode tersebut mengikuti standar internasional dan menghasilkan angka yang sebanding dengan angka kesuburan remaja 10-14 tahun dari negara lain. Perkiraan yang diperoleh dari metode-metode tersebut menunjukkan bahwa angka kesuburan remaja usia 10-14 tahun di Indonesia masih di bawah satu kelahiran hidup per 1.000 perempuan usia 10-14 tahun berdasarkan seluruh data sensus/survei. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Long Form (SP2020 LF) tahun 2020, angka kesuburan remaja usia 10-14 tahun yang dikumpulkan dari semua metode berkisar antara 0,079 hingga 0,297 kelahiran hidup per 1.000 anak perempuan usia 10-14 tahun.

Metode Own Children menghitung angka kesuburan yang direkomendasikan untuk remaja usia 10-14 tahun. Berdasarkan hasil SP2020 LF, angka kesuburan remaja usia 10-14 tahun sebesar 0,297 kelahiran hidup per 1.000 anak perempuan usia 10-14 tahun. Angka kesuburan remaja usia 10-14 tahun yang dihasilkan dengan metode Biological Child sejalan dengan angka kesuburan perempuan kelompok usia lainnya (15-49 tahun).

Selain itu, angka kesuburan remaja usia 10-14 tahun dengan metode Biological Child juga dinilai lebih akurat karena kualitas data SP2020 LF lebih baik dari segi struktur umur yang merupakan salah satu tahapan penghitungan menggunakan metode Own Children. Secara umum angka kesuburan remaja usia 10-14 tahun mengalami penurunan, dari 0,928 kelahiran hidup per 1.000 perempuan usia 10-14 tahun (SP2010) menjadi 0,567 kelahiran hidup per 1.000 perempuan usia 10-14 tahun (Survei Penduduk Antar Sensus 2015/SUPAS2015), dan selanjutnya menjadi 0,297 kelahiran hidup per 1.000 perempuan usia 10-14 tahun (SP2020 LF).