You are here

Jakarta, 25 June 2021 – “Family planning is the first pillar of safe motherhood that plays a critical role in decreasing the risk of maternal death, and shaping a quality generation,” Minister of Health of the Republic of Indonesia Budi Gunadi Sadikin affirms during a webinar entitled “Family Planning to Prevent Maternal Mortality and Stunting” held in commemoration of the National Family Day (25/06).  

 

Two women in Indonesia die every hour due to complications during pregnancy, childbirth, and post-delivery, according to the Intercensal Population Survey (Supas) 2015. In 2020 alone, 4,614 maternal deaths were recorded, 50 percent of which took place in West Java, East Java, Central Java, Banten, North Sumatra, and Aceh  (an increase from 4,196 in 2019). Meanwhile, there were 25,269 cases of infant mortality  in 2020, with West Java, Central Java, and East Java as the three provinces with the highest rates (a small decrease from 26,089 in 2019).

 

Indonesia’s maternal mortality rate (MMR), which is one of the highest in Southeast Asia, and maternal health issues, are closely related to stunting, chronic malnutrition caused by insufficient nutrition consumption within a long period of time which disrupts child’s growth. Around 27.7 percent of children aged under 5 are stunted, according to the 2019 Survey of Nutritional Status of Indonesia Children Under the Age of 5.

 

All of these issues indicate weakness in health systems and gaps in access to health services, especially for women. To reduce MMR, infant mortality rate (IMR), and stunting, the family planning programme plays a key role. 

 

The celebration of the National Family Day every 29 June reminds the Indonesian public of the importance of family as the source of strength in building the nation and the country. This day also marks the beginning of the national Family Planning movement and is known as the Indonesian family revival day, during which the awareness to build small, happy, and prosperous families through family planning is improved. With the success of the family planning programme, in 1992 the President of the Republic of Indonesia introduced the National Family Day celebration on 29 June. 

 

The Indonesian Presidential Chief of Staff Former Commander of Indonesian National Armed Forces (TNI) Dr. H. Moeldoko, S.I.P says that, “Indonesia’s quality human resources and the golden generation starts from resilient families. It takes good collaboration among all elements of the society and the government to ensure that every child in Indonesia can grow well and healthy in a happy and prosperous family.”

 

The family planning programme significantly contributes to the prevention of maternal deaths by promoting pregnancy planning to reduce risks and improve the preparedness of mothers and families.  

 

“Family planning plays an important role in promoting family health and welfare, more specifically in promoting the health of women and reducing maternal mortality and stunting,” says Anjali Sen, the United Nations Population Fund (UNFPA) Indonesia Representative in her opening remark.

 

The issues of maternal mortality and stunting impact the wellbeing of families and populations, but they can be prevented early. Adolescents that postpone marriage and have their nutritional needs fulfilled can form planning families and avoid reproductive health issues and stunting,” Head of the National Population and Family Planning Board  (BKKBN) Dr. Hasto Wardoyo, SP. OG.(K), asserts.

 

“Due to the many challenges we face, including the COVID-19 pandemic, we need breakthroughs to accelerate target achievements. All stakeholders must support the incubation concept that BKKBN will implement in its work with families from premarital and preconception phases up to the first 1,000 days of life,” says Brian Sri Prahastuti, Senior Advisor of the Executive Office of the President of the Republic of Indonesia

 

A collaboration between UNFPA Indonesia and BKKBN, the event also featured religious leader  Kyai Haji Husein Muhammad, National Coordinator of Gusdurian Network Alissa Wahid, and young politician Tsamara Amany as speakers of the talkshow moderated by UNFPA Indonesia Representative Dr. dr. Melania Hidayat, MPH. Access the UNFPA State of World Population report here: unfpa.org/SOWP-2021.

 

The Coordinator of the Knowledge Hub for Reproductive Health Indonesia Prof. dr. Budi Utomo, MPH, PhD, and General Secretary of  the Indonesian Public Health Association (IAKMI) Husein Habsyi, SKM, MHComm delivered their remarks at the event. Led by obstetrician-gynecologist dr. Boy Abidin, Sp.OG(K) as the moderator, the webinar featured Head of BKKBN Dr. Hasto Wardoyo, SP. OG.(K) as the keynote speaker, as well as obstetrician-gynecologist dr. Julianto Witjaksono AS., Sp.OG(K), BKKBN Deputy of Family Planning and Reproductive Health dr. Eni Gustina, MPH, UNFPA Indonesia Assistant Representative Dr. dr. Melania Hidayat, MPH, and Dr. dr. Brian Sri Prahastuti, MPH as speakers. 

 

You can watch the webinar via Youtube BKKBN Official and MyUNFPAIndonesia, and access presentation materials here.

 

----

 

Perayaan Hari Keluarga Nasional 2021:

Cegah Kematian Ibu dan Stunting dengan Keluarga Berencana

 

Jakarta, 25 Juni 2021 – “Keluarga berencana merupakan pilar pertama dari safe motherhood yang mempunyai peranan penting dalam menurunkan risiko kematian ibu, dan juga membentuk generasi berkualitas,” tegas Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin pada webinar bertajuk “Keluarga Berencana Keren untuk Cegah Kematian Ibu dan Stunting” dalam rangka perayaan Hari Keluarga Nasional (25/06).  

 

Dua perempuan di Indonesia meninggal setiap jam akibat komplikasi selama kehamilan, melahirkan, dan nifas, menurut Survei Penduduk Antar Sensus (Supas) 2015. Pada tahun 2020 sendiri tercatat 4.614 kasus kematian ibu yang 50 persennya terjadi di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, Sumatra Utara dan Aceh  (naik dari 4.196 di 2019). Sementara itu, terjadi 25.269 kasus kematian bayi di tahun 2020 dengan Jabar, Jateng, dan Jatim sebagai tiga daerah penyumbang terbanyak (menurun sedikit dari 26.089 di 2019).

 

Angka Kematian Ibu (AKI) yang termasuk tertinggi di Asia Tenggara, serta kesehatan ibu, sangat erat kaitannya dengan stunting, yaitu masalah kurang gizi kronis akibat asupan gizi yang tak memadai dalam jangka waktu panjang sehingga pertumbuhan anak terganggu. Sebanyak 27,7 persen balita di Indonesia mengalami stunting, menurut Survei Status Gizi Balita Indonesia 2019.

 

Semua permasalahan ini mengindikasikan kelemahan pada sistem kesehatan dan kesenjangan dalam akses untuk layanan kesehatan, terutama bagi perempuan. Untuk menurunkan AKI, angka kematian bayi (AKB), serta stunting, program keluarga berencana memainkan peranan kunci.

 

Perayaan Hari Keluarga Nasional (Harganas) setiap tanggal 29 Juni mengingatkan masyarakat Indonesia akan pentingnya keluarga sebagai sumber kekuatan untuk membangun bangsa dan negara. Harganas juga dikenal sebagai dimulainya Gerakan Keluarga Berencana (KB) Nasional dan hari kebangkitan keluarga Indonesia, di mana kesadaran untuk membangun keluarga ke arah keluarga kecil bahagia sejahtera melalui KB cukup tinggi. Dengan keberhasilan program KB, pada tahun 1992 Presiden Republik Indonesia saat itu menetapkan 29 Juni sebagai Harganas.

 

 

Kepala Staf Kepresidenan Indonesia Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, S.I.P. mengatakan bahwa, “Sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan generasi emas yang unggul dimulai dari keluarga yang tangguh. Dibutuhkan kerja sama yang baik dari seluruh elemen masyarakat bersama Pemerintah untuk memastikan bahwa setiap anak di Indonesia dapat tumbuh sehat dengan baik dan berkembang dengan optimal dari keluarga yang bahagia dan sejahtera.”

 

Program KB berkontribusi besar terhadap pencegahan kematian ibu dengan mendorong perencanaan kehamilan untuk mengurangi risiko dan meningkatkan kesiapan ibu dan keluarga.

 

“Keluarga berencana berperan penting dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga, terutama dalam meningkatkan kesehatan perempuan dan mengurangi kematian ibu dan stunting,” ucap Kepala Perwakilan Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNFPA) Indonesia  Anjali Sen pada webinar Harganas pagi tadi (25/06). “

 

Permasalahan kematian ibu dan stunting berdampak pada kesejahteraan keluarga dan populasi, namun bisa dicegah sejak awal. “Bonus demografi kuncinya ada pada remaja. Remaja yang menunda menikah dan tercukupi pemenuhan gizinya dapat membentuk keluarga yang lebih terencana terhindar dari permasalahan kesehatan reproduksi dan stunting,” tegas Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. Hasto Wardoyo, SP. OG.(K).

 

“Karena berbagai tantangan termasuk pandemi COVID-19, diperlukan terobosan untuk mempercepat pencapaian target. Semua pihak harus mendukung konsep inkubasi yang akan dijalankan oleh BKKBN dalam pendampingan keluarga sejak masa pra-nikah dan pra-konsepsi hingga 1.000 hari pertama kehidupan (HPK),” ucap Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Brian Sri Prahastuti.

 

Kerja sama antara UNFPA Indonesia dan BKKBN, acara ini juga menghadirkan pemuka agama Kyai Haji Husein Muhammad, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid, dan politisi muda Tsamara Amany sebagai pembicara dalam talkshow yang Asisten Kepala Perwakilan UNFPA Indonesia Dr. dr. Melania Hidayat, MPH sebagai moderator. Akses laporan SWOP UNFPA di sini: unfpa.org/SOWP-2021.

 

Webinar ini juga menampilkan Koordinator Knowledge Hub for Reproductive Health Indonesia Prof. dr. Budi Utomo, MPH, PhD, dan Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Husein Habsyi, SKM, MHComm yang memberikan sambutan. Dipandu dokter spesialis kebidanan dan kandungan dr. Boy Abidin, Sp.OG(K) sebagai moderator, acara ini menghadirkan Kepala BKKBN Dr. Hasto Wardoyo, SP. OG.(K) sebagai keynote speaker, serta dokter spesialis kebidanan dan kandungan dr. Julianto Witjaksono AS., Sp.OG(K), Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN dr. Eni Gustina, MPH,  Asisten Kepala Perwakilan UNFPA Indonesia Dr. dr. Melania Hidayat, MPH, dan Dr. dr. Brian Sri Prahastuti, MPH sebagai pembicara. 

 

Webinar ini bisa disaksikan lewat Youtube BKKBN Official dan MyUNFPAIndonesia. Materi pembicara bisa diakses di sini.